SEPOTONG
KISAH DALAM UKHUWAH
Pagi itu mentari singgah begitu cerah dilangit pejaten
yang indah, udara pagi yang sejuk mengiringi, tapi masih ada sesuatu yang
mengganjal di dalam hati, rasa ingin sekali menepati janji…janji kepada seorang
teman untuk membantu mempersiapkan sebuah acara namanya KOPDAR RUANG MUSLIM
PART 2 di kebun Binatang Ragunan, tapi nampaknya ada skala prioritas yang harus
aku jalani.
Akhirnya aku hanya menawarkan kepada temanku apa yg bisa
aku bantu atau aku persiapkan, tapi katanya alhamdulilah semua dah ada PJnya
dan dia hanya meminjam sebuah Megaphone saja, walaupun sebelumnya aku tawarkan wireles
biar lebih meriah, tapi katanya”berat tar kita kan mo muter-muter”. Oiya
kawan..temanku itu namanya Muhammad Taufik NA aku biasa memanggilnya kang Opik
walau usianya jauh dibawahku, maklum sama-sama orang Garut,he,he.. .
****
Jam dinding Masjid menunjukkan pukul 9.00 WIB tapi
pengajian belum juga usai karena tadi ustadz Lani datangnya agak telat, tapi
sebenarnya bukan itu masalahnya aku janji kepada kang opik akan datang sekitar
jam.9.00an, ya sudahlah aku agak terlambat, lagian materi pengajian pagi itu
begitu dahsyat makian memperkuat Aqidah di dalam diri apalagi di paparkan oleh
seseorang yang begitu aku kagumi ilmu dan kesholihannya.
Jam 9.15 WIB Ustadz Lani mengakhiri kajiannya, walaupun
sebenarnya para jamaah masih antusias untuk bertanya, tapi beliau harus segera
meluncur ketempat lain, karena tadi sudah beberapa kali Hpnya berdering
mengkonfirmasi kehadirannya. Taklim pagi itu pun aku tutup dengan hamdalah dan
do’a kafaratul majelis, sebelum akhirnya aku bergegas merapihkan masjid dan
segera ganti pakaian dan menuju motorku di halaman depan…aku segera memacu laju
sepeda motorku dengan kecepatan tinggi…ya sekenceng-kencengnya motor smash
tahun 2005 yg Cuma 110cc gimana seh….
****
Aku sengaja memutar arah kearah samali melewati warung
jati dan keluar di warung buncit, untuk menghindari macet di Pasar Minggu dan
di Pejaten Village, walhasil lumayan efektif walaupun di perempatan mangga
besar kearah ragunan cukup padat dengan kendaraan yg punya tujuan yang sama
denganku yaitu kebun binatang ragunan, biasa…hari minggu rekreasi murah
meriah..tapi tetap indah dan ramah…heuheu…
Hanya 15 menit waktu yang kubutuhkan untuk sampai di
Parkiran utara Kebun Binatang Ragunan, wah…padet buanget parkirannya
sampai-sampai aku harus antri cukup lama, mana perut mules lagi, xixi….akhirnya
tiba juga giliranku, aku segera membayar tiket 8ribu rupiah untuk tiket dan parkir,
setelah memarkir motor aku segera mencari kamar mandi….alhamdulillah
ya…akhirnya…..akhirnya sampai juga di kebun binatang ragunan.
****
Baru beberapa langkah aku melewati petugas karcis,
tiba-tiba HPku berdering..wah mana tuh HP, saking buru-burunya aku lupa tuh HP
disimpan dimana, oh ternyata terselip ditas kecilku. Ternyata dari kang Opik,
“kang sae ente dimana”katanya. Saya dimenuju kearah masjid, posisinya dimana
pik?jawabku.lalu dia menjawab” di dekat kandang beruang sebelah kanan, ikuti
aja arahnya”. Oc dech “kataku.
Kawan…ini sebenarnya kesekian kalinya aku memasuki kebun
Binatang Ragunan, bahkan aku pernah juga
jadi panitia Porseni RA(Raudhatul Athfal Se-Kec.Pasar Minggu) di Ragunan, jadi
hampir semua sudut pernah aku telusuri, tapi kok masih aja keder ya…bahkan aku
harus bertanya beberapa kali untuk menuju tempat yang dimaksud oleh Kang Opik,
euleuh-euleuh..aku berputar-putar di sekitar kandang beruang, sebelum akhirnya
kang Opik bilang “ente tunggu disana ane dah liat ente”.
Ternyata jauh dari dugaanku..aku kira acara dah dimulai
dan temen-temen dah Kumpul…ternyata eh ternyata baru Kang Opik saja dan
temannya yang pernah aku kenal waktu mabit di Masjid AL-Azhar II, yang pada
akhirnya aku mengenalnya dengan nama akh Mubarok..ternyata orangnya bocor juga
ya,,,bisa diajak bercanda, maklumlah saya kan orang SUNDA (SUKA BERCANDA)
he,he…beberapa saat kami berbincang akhirnya akhwatnya pun pada
berdatangan…sebelumnya sudah datang kang Iqbal yang baru aku kenal bersama
seorang anak laki-laki yang lucu yang semula aku kira itu anaknya…eh ternyata
Albi jagoannya Teh Bonit,…. aku salut dg kang Iqbal…untuk acara pagi itu dia
harus datang jauh-jauh langsung dari Purwokerto,..sungguh jarak yang tidak
dekat kawan….demi ukhuwah dan niat yg tulus….
Beberapa menit berlalu kami dan para akhwatnya hanya saling
membelakangi, mungkin malu kali ya…kan belum pada kenal, apalagi aku sebagai
pendatang baru di dunia RMer, he,he..sampai akhirnya teh Bonit menyapa kami,
atau bahasa lainnya mengabsen lah..”yang mana kang Opik?,yang mana kang Sae?dan
yang mana kang mubarok?” katanya. Akhirnya kami saling menunjuk satu sama
lain..
Adzan dzuhur terdengar merdu di telingan kami, padahal
acara belum kami buka…akhirnya kami memutuskan untuk pindah tempat di depan
Masjid Ragunan agar aksesnya lebih dekat dengan Masjid dan juga tempatnya lebih
teduh..alakuli hal tikar pun sudah kami pindahkan dan ikhwannya izin untuk sholat dzuhur terlebih dahulu,
sedangkan akwatnya menunggu barang2 sambil melepas kerinduan diantara mereka.
Shalat pun usai kami laksanakan dengan penuh kerendahan diri
kepada sang pencipta,..dan peristiwa itupun terjadi, langit berduka dan
menitikan air matanya….tetapi pohon-pohon bersuka cita, dan kodok menari
kegirangan. Kami segera berlari untuk mengamankan barang2 dan segera mencari
tempat berteduh, ternyata semua tempat berteduh sudah sesak dipadati
pengunjung, kamipun berpisah dari rombongan, aku sempat membuat tempat berteduh
darurat, tapi nampaknya sia-sia saja…karena hujan begitu dahsyatnya, sampai
pada akhirnya ia berhenti sesaat, kami memutuskan untuk menggelar kembali tikar
dan memulai kembali acara dengan makan siang, hanya berselang beberapa menit
saja hujan kembali deras, kami kelabakan mencari tempat berteduh, aku, kang
Opik, kang Mubarok, dan kang Iqbal melanjutkan makan siang dibawah pohon besar
yang agak teduh…lumayan ampe abis makanan cukup aman..tapi nampaknya akhwatnya
agak kesulitan mencari tempat berteduh.
Cukup lama hujan tak kunjung reda, sampai seluruh
pakaianku basah dari luar ampe dalam, bahkan jaket kulit andalanku yang
biasanya tak tembus air hari itu menyerah juga. Kami berteduh ditempat yang
tidak terlalu nyaman karena biasan air masih menerpa badan, tapi ada sesuatu
yang berbeda dengan Albi(putranya teh Bonit,red), dia begitu riang dan gembira
bermain2 dengan hujan, aku sempat juga bermain kejar-kejaran dengannya ditengah
hujan yang mendera, sampai akhirnya ia menyerah juga karena kabulusan (menggigil
kedinginan dalam bahasa sunda).
Di saat-saat berteduh itu ada usualan untuk melanjutkan
acara di rumahku atau di rumah kang Opik, tapi nampaknya kalo dirumahku kurang
kondusif karena memang aku tinggal diasrama sekolah, akhirnya diputuskan untuk
dilanjutkan di rumah kang opik, dan kami segera bergerak untuk melaksanakan
usulan tersebut, tapi sebelumnya kami harus menemui kang Miftah dulu di masjid,
kang miftah yang mana ya orangnya….???? Cukup sulit mencari seseorang di
keramaian, ditambah lagi HP kang miftah sudah tak bisa dihubungi padahal
sebelumnya teh bonit masih bisa menghubunginya dan kang Miftah berkata bahwa
dia sudah ada di masjid, sampai akhirnya kang Mubarok mengambil inisiatif untuk
menghapirinya di dalam masjid, padahal dia pun belum pernah berjumpa dengan
kang Miftah secara langsung,,,nekat juga ya,he,he…saya sempet kaget juga ketika
dia masuk masjid dengan membawa
megaphone, saya kira dia mo teriak-teriak didalam masjid dengan memakai
Megaphone tersebut, he,he..kebayang ya…tapi hal yang saya takutkan tersebut
tidak terjadi.
Beberapa saat menunggu kang Miftah tak kunjung datang,
bahkan sang pencaripun yaitu kang Mubarok tak kelihatan batang hidungnya,,hmm
hampir-hampir aku mau umumkan mereka via toa masjid, he,he …tapi kang Mubarok
keburu muncul dan bekata”ane udah ketemu kang miftah, beliau sedang menuju
kesini”. Wah hebat juga ente gimana cara mencarinya kan belum kenal, kata seorang
teman. Lalu ia berkata lagi”ane cari yang celananya ngatung dan
berjenggot”katanya. Gubrakk… ada-ada aja nih kang mubarok…singkat kata-singkat
cerita, kami sudah bertemu dengan kang Miftah dan teh Nada dan kami segera
membagi kelompok, yang naik angkot ikut teh Fatonah dan yang naik motor ikutin
aku..
Tiba diparkiran suasana begitu semraut karena setiap
orang maen serobot untuk keluar dari parkiran, mungkin mumpung hujan lagi reda
kali ya…dan aku pun berpisah dengan kang Miftah dan teman-teman yang lain karena
letak parkir motorku agak jauh, tiba diparkiran aku segera memakai helm dan
menyalakan mesin…tapi ada yg tak biasa dengan motorku…beberapa kali aku
menyelah tapi mesin tak kunjung hidup, bahkan aku sempat membuka cup busi untuk
memastikan perapiannya..namun tetap gak bisa, aku terdiam sesaat, tiba-tiba
lewat di depanku teh Winda dan teh Rhepi, mereka sempat keheranan melihatku
terdiam, tapi aku bilang duluan aja, teman-teman dah menunggu di depan.
Aku berusaha tenang menghadapi semuanya, tiba-tiba tak
jauh dari motorku terjadi sebuah musibah, sebuah dahan pohon cukup besar jatuh
menimpa motor yang ada di bawahnya, untung saja tak ada orang dibawahnya, dan
nampaknya juga tidak terlalu menimpa motor karena masih ada sedikit ruang. Aku
beristighfar dan teringat doa yang diajarkan ustadz lani tadi pagi , yaitu ayat
terakhir dari surat at-taubah, aku membacanya berulang-ulang”hasbiyallohu
lailaaha illa huu alaihi tawakkaltu wahuwa robbul arsyil azhiim” akhirnya
aku putuskan untuk segera keluar dari parkiran, motorpun aku dorong tapi tetap
dinaiki.
mendekati pemeriksaan STNK aku coba selah motorku dan Alhamdulillah
nyala juga mesinnya, aku terus mainkan gasnya agar stabil, akhirnya akupun
keluar juga dari parkiran, beberapa menit berlalu HPku bordering, kuangkat
ternyata dari teh bonit, “kang sae posisi dimana,nanti bareng dengan kang Miftah
dan yang lainnya ya”katanya. Oke teh bilang aja agar mereka menunggu di dekat
pintu utama”kataku.
Di sebrang pintu utama ragunan aku lihat kang Miftah dan
kang iqbal serta Albi sudah menunggu, mereka berboncengan, dan didepannya ada
teh Winda dan Teh Rhepi, aku segera memimpin rombongan dan memacu kendaraanku
20-40 km/jam dengan berjalan di jalur kiri, maklumlah karena aku yang tau
rumahnya kang opik. Kami berjalan beriringan, sebelum akhirnya di lampu merah
ragunan aku hanya melihat teh Winda dan Teh Rhepi saja di belakangku, sedang
kang Miftah entah kemana….
Lepas dari lampu merah aku segera memberi lampu sent ke
kiri dan menghentikan motorku dan teh winda mengikuti, naluri Riderku
terpanggil aku khawatir kang Miftah salah belok, tapi ternyata dugaanku
salah,,kang Miftah kan orang depok, dia cukup menguasai jalanan..
setelah
beberapa menit menunggu tak kunjung tampak, aku mengajak Teh winda untuk
melanjutkan perjalanan…aku memacu motorku agak cepat untuk menyetabilkan mesin,
tapi ternyata teh winda tak bisa mengimbangi, sehingga di saat aku akan belok
kanan kearah pejaten Village dia tidak melihatku, sehingga ia lurus
saja..lagi-lagi naluri Riderku terpanggil, maklumlah gini-gini juga aku sudah
beberapa kali memimpin rombongan touring keluar kota,he,he (songong.com)…
aku
segera mengejar motor teh winda yang sudah agak jauh, ketika mendekatinya aku
segera memberi klakson dan menyalakan lampu sent kanan agar dia mengikutiku
berputar arah..akhirnya kami mengambil jalan Fatahilah dan tembuh dirumah sakit
Siaga, dan sampailah dirumah kang Opik.
Sesampainya dirumah kang Opik, aku hanya mendapati kang
Opik yang sedang beres-beres dan juga kang Mubarok yang sudah sarungan,he,he
aya-aya wae…setelah ku Tanya ternyata rombongan akhwatnya belum tiba, aku dan
kang Opik segera melaksanakan shalat ashar di masjid darun naim. Usai shalat
ashar ternyata kang miftah dan kang iqbal sudah tiba dan juga para akhwatpun
sudah tiba..dan juga teh fatonah sudah menghidangkan teh panas yang
mantap..acara kami awali dengan sesi pemotretan,he,he…dokumentasi maksudnya,
karena spanduk yang ditunggu-tunggu baru datang. Berbagai pose saya ambil
sebisa mungkin, lumayan dapat beberapa jempretan untuk mengabadikan moment2
indah itu..
Usai sesi foto-foto teh Bonit Izin untuk pulang duluan
karena ada urusan lain…ya gak ikut sesi perkenalan dech…kemudian agenda kami
lanjutkan dengan makan siang sesi 2(lebih tepatnya makan sore)..usai makan
barulah kita buka secara resmi…acara dipandu oleh Host kondang dari
Demak…dialah kang Mubarok,he,he..kemudian sambutan dari teh Rhepi denga sesuatu
bangetnya…kemudian cerita dari kang miftah tentang aku, dia dan kita
semua…diiringi alunan gitar menjelang maghrib….
Adzan maghribpun berkumandang kami jeda sesaat untuk
sholat maghrib berjanji melanjutkan seusai shalat magrib dengan sesi
perkenalan, tukar kado dan pengumuman pemenang RUMI AWARD.
Inilah sesi yang ditunggu-tunggu, sesi perkenalan,
beberapa orang sudah saling kenal lewat kopdar part 1 tapi banyak juga yang
belum, termasuk aku sebagai pendatang baru, perkenalan dimulai dari kang Iqbal
dari purwokerto yang kalem dan unik, kemudian teh Fatonah yang menyampaikannya
dengan singkat,jelas dan padat, teh lala, teh harumi, teh lies, teh Nada, kang
Miftah, kang sae dan kang Mubarok, teh winda dan teh Rhepi tak ikut sesi ini
karena izin pulang duluan, juga kang Opik yang lagi keluar. Semuanya saling
bertanya dan bercerita tentang pribadi masing-masing,,,,luar biasa semakin erat
ikatan ukhuwah kita ketika sudah saling mengenal pribadi masing-masing…
Sesi terakhir adalah pengumuman RUMI AWARD, walaupun
banyak pemenag yang tak hadir tapi, beberapa orang yang hadir cukup mewakili
kemeriahan malam itu, ada kang Iqbal sebagai pemenang katagori Ter-Gokil, teh
Rumi katagori Ter-Polos dan Teh Lies pemenang katagori Ter- pemalu, dan
acarapun ditutup denga do’a yang diamanahkan kepadaku, semua berdo’a dengan
khusu dan merendahkan diri dihadapan Alloh.
Berakhirlah
sudah KOPDAR RMer part 2 menyisakan segudang kisah indah dalam bingkai ukhuwah…
Jazakumulloh
khoiron katsiron atas ukhuwah yang terjalin…
Semoga
kita selalu berhimpun dalam taat kepada-Nya
Dalam
cinta kepada-Nya dalam dakwah dijalan-Nya
Sungguh
terlalu banyak kata yang tak mampu terucap, hanya do’a dan syukur kepada-Nya
Ini
bukan cerita hanya goresan insan yang coba memaknai kehidupan