Kamis, 13 Oktober 2011


SEPOTONG KISAH DALAM UKHUWAH

Pagi itu mentari singgah begitu cerah dilangit pejaten yang indah, udara pagi yang sejuk mengiringi, tapi masih ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati, rasa ingin sekali menepati janji…janji kepada seorang teman untuk membantu mempersiapkan sebuah acara namanya KOPDAR RUANG MUSLIM PART 2 di kebun Binatang Ragunan, tapi nampaknya ada skala prioritas yang harus aku jalani. 

Pagi itu ada dua jadwal yang tidak bisa aku tinggal…jadwalku mengajar, dan juga Majelis taklim pekanan yang kebetulan pagi itu yang bertugas menjadi MC adalah temanku Ust. Mulyadi, beliau berhalangan dan mengamanahkannya padaku, akhirnya aku laksanakan amanah itu dan bersyukur karena pagi itu jadwal KH. Ruslan Effendi (ust. Lani) dulu beliau sering tampil di TPI setiap minggu pagi, beliau adalah salah satu guru tetap di Majelis talim asy-syifaa’ (tempat tinggalku) setiap minggu ke-2.

Akhirnya aku hanya menawarkan kepada temanku apa yg bisa aku bantu atau aku persiapkan, tapi katanya alhamdulilah semua dah ada PJnya dan dia hanya meminjam sebuah Megaphone saja, walaupun sebelumnya aku tawarkan wireles biar lebih meriah, tapi katanya”berat tar kita kan mo muter-muter”. Oiya kawan..temanku itu namanya Muhammad Taufik NA aku biasa memanggilnya kang Opik walau usianya jauh dibawahku, maklum sama-sama orang Garut,he,he.. .
****
Jam dinding Masjid menunjukkan pukul 9.00 WIB tapi pengajian belum juga usai karena tadi ustadz Lani datangnya agak telat, tapi sebenarnya bukan itu masalahnya aku janji kepada kang opik akan datang sekitar jam.9.00an, ya sudahlah aku agak terlambat, lagian materi pengajian pagi itu begitu dahsyat makian memperkuat Aqidah di dalam diri apalagi di paparkan oleh seseorang yang begitu aku kagumi ilmu dan kesholihannya.

Jam 9.15 WIB Ustadz Lani mengakhiri kajiannya, walaupun sebenarnya para jamaah masih antusias untuk bertanya, tapi beliau harus segera meluncur ketempat lain, karena tadi sudah beberapa kali Hpnya berdering mengkonfirmasi kehadirannya. Taklim pagi itu pun aku tutup dengan hamdalah dan do’a kafaratul majelis, sebelum akhirnya aku bergegas merapihkan masjid dan segera ganti pakaian dan menuju motorku di halaman depan…aku segera memacu laju sepeda motorku dengan kecepatan tinggi…ya sekenceng-kencengnya motor smash tahun 2005 yg Cuma 110cc gimana seh….
****
Aku sengaja memutar arah kearah samali melewati warung jati dan keluar di warung buncit, untuk menghindari macet di Pasar Minggu dan di Pejaten Village, walhasil lumayan efektif walaupun di perempatan mangga besar kearah ragunan cukup padat dengan kendaraan yg punya tujuan yang sama denganku yaitu kebun binatang ragunan, biasa…hari minggu rekreasi murah meriah..tapi tetap indah dan ramah…heuheu…

Hanya 15 menit waktu yang kubutuhkan untuk sampai di Parkiran utara Kebun Binatang Ragunan, wah…padet buanget parkirannya sampai-sampai aku harus antri cukup lama, mana perut mules lagi, xixi….akhirnya tiba juga giliranku, aku segera membayar tiket 8ribu rupiah untuk tiket dan parkir, setelah memarkir motor aku segera mencari kamar mandi….alhamdulillah ya…akhirnya…..akhirnya sampai juga di kebun binatang ragunan.
****
Baru beberapa langkah aku melewati petugas karcis, tiba-tiba HPku berdering..wah mana tuh HP, saking buru-burunya aku lupa tuh HP disimpan dimana, oh ternyata terselip ditas kecilku. Ternyata dari kang Opik, “kang sae ente dimana”katanya. Saya dimenuju kearah masjid, posisinya dimana pik?jawabku.lalu dia menjawab” di dekat kandang beruang sebelah kanan, ikuti aja arahnya”. Oc dech “kataku.

Kawan…ini sebenarnya kesekian kalinya aku memasuki kebun Binatang Ragunan, bahkan  aku pernah juga jadi panitia Porseni RA(Raudhatul Athfal Se-Kec.Pasar Minggu) di Ragunan, jadi hampir semua sudut pernah aku telusuri, tapi kok masih aja keder ya…bahkan aku harus bertanya beberapa kali untuk menuju tempat yang dimaksud oleh Kang Opik, euleuh-euleuh..aku berputar-putar di sekitar kandang beruang, sebelum akhirnya kang Opik bilang “ente tunggu disana ane dah liat ente”.

Ternyata jauh dari dugaanku..aku kira acara dah dimulai dan temen-temen dah Kumpul…ternyata eh ternyata baru Kang Opik saja dan temannya yang pernah aku kenal waktu mabit di Masjid AL-Azhar II, yang pada akhirnya aku mengenalnya dengan nama akh Mubarok..ternyata orangnya bocor juga ya,,,bisa diajak bercanda, maklumlah saya kan orang SUNDA (SUKA BERCANDA) he,he…beberapa saat kami berbincang akhirnya akhwatnya pun pada berdatangan…sebelumnya sudah datang kang Iqbal yang baru aku kenal bersama seorang anak laki-laki yang lucu yang semula aku kira itu anaknya…eh ternyata Albi jagoannya Teh Bonit,…. aku salut dg kang Iqbal…untuk acara pagi itu dia harus datang jauh-jauh langsung dari Purwokerto,..sungguh jarak yang tidak dekat kawan….demi ukhuwah dan niat yg tulus….

Beberapa menit berlalu kami dan para akhwatnya hanya saling membelakangi, mungkin malu kali ya…kan belum pada kenal, apalagi aku sebagai pendatang baru di dunia RMer, he,he..sampai akhirnya teh Bonit menyapa kami, atau bahasa lainnya mengabsen lah..”yang mana kang Opik?,yang mana kang Sae?dan yang mana kang mubarok?” katanya. Akhirnya kami saling menunjuk satu sama lain..

Adzan dzuhur terdengar merdu di telingan kami, padahal acara belum kami buka…akhirnya kami memutuskan untuk pindah tempat di depan Masjid Ragunan agar aksesnya lebih dekat dengan Masjid dan juga tempatnya lebih teduh..alakuli hal tikar pun sudah kami pindahkan dan ikhwannya  izin untuk sholat dzuhur terlebih dahulu, sedangkan akwatnya menunggu barang2 sambil melepas kerinduan diantara mereka.

Shalat pun usai kami laksanakan dengan penuh kerendahan diri kepada sang pencipta,..dan peristiwa itupun terjadi, langit berduka dan menitikan air matanya….tetapi pohon-pohon bersuka cita, dan kodok menari kegirangan. Kami segera berlari untuk mengamankan barang2 dan segera mencari tempat berteduh, ternyata semua tempat berteduh sudah sesak dipadati pengunjung, kamipun berpisah dari rombongan, aku sempat membuat tempat berteduh darurat, tapi nampaknya sia-sia saja…karena hujan begitu dahsyatnya, sampai pada akhirnya ia berhenti sesaat, kami memutuskan untuk menggelar kembali tikar dan memulai kembali acara dengan makan siang, hanya berselang beberapa menit saja hujan kembali deras, kami kelabakan mencari tempat berteduh, aku, kang Opik, kang Mubarok, dan kang Iqbal melanjutkan makan siang dibawah pohon besar yang agak teduh…lumayan ampe abis makanan cukup aman..tapi nampaknya akhwatnya agak kesulitan mencari tempat berteduh.

Cukup lama hujan tak kunjung reda, sampai seluruh pakaianku basah dari luar ampe dalam, bahkan jaket kulit andalanku yang biasanya tak tembus air hari itu menyerah juga. Kami berteduh ditempat yang tidak terlalu nyaman karena biasan air masih menerpa badan, tapi ada sesuatu yang berbeda dengan Albi(putranya teh Bonit,red), dia begitu riang dan gembira bermain2 dengan hujan, aku sempat juga bermain kejar-kejaran dengannya ditengah hujan yang mendera, sampai akhirnya ia menyerah juga karena kabulusan (menggigil kedinginan dalam bahasa sunda).

Di saat-saat berteduh itu ada usualan untuk melanjutkan acara di rumahku atau di rumah kang Opik, tapi nampaknya kalo dirumahku kurang kondusif karena memang aku tinggal diasrama sekolah, akhirnya diputuskan untuk dilanjutkan di rumah kang opik, dan kami segera bergerak untuk melaksanakan usulan tersebut, tapi sebelumnya kami harus menemui kang Miftah dulu di masjid, kang miftah yang mana ya orangnya….???? Cukup sulit mencari seseorang di keramaian, ditambah lagi HP kang miftah sudah tak bisa dihubungi padahal sebelumnya teh bonit masih bisa menghubunginya dan kang Miftah berkata bahwa dia sudah ada di masjid, sampai akhirnya kang Mubarok mengambil inisiatif untuk menghapirinya di dalam masjid, padahal dia pun belum pernah berjumpa dengan kang Miftah secara langsung,,,nekat juga ya,he,he…saya sempet kaget juga ketika dia masuk masjid  dengan membawa megaphone, saya kira dia mo teriak-teriak didalam masjid dengan memakai Megaphone tersebut, he,he..kebayang ya…tapi hal yang saya takutkan tersebut tidak terjadi.

Beberapa saat menunggu kang Miftah tak kunjung datang, bahkan sang pencaripun yaitu kang Mubarok tak kelihatan batang hidungnya,,hmm hampir-hampir aku mau umumkan mereka via toa masjid, he,he …tapi kang Mubarok keburu muncul dan bekata”ane udah ketemu kang miftah, beliau sedang menuju kesini”. Wah hebat juga ente gimana cara mencarinya kan belum kenal, kata seorang teman. Lalu ia berkata lagi”ane cari yang celananya ngatung dan berjenggot”katanya. Gubrakk… ada-ada aja nih kang mubarok…singkat kata-singkat cerita, kami sudah bertemu dengan kang Miftah dan teh Nada dan kami segera membagi kelompok, yang naik angkot ikut teh Fatonah dan yang naik motor ikutin aku..

Tiba diparkiran suasana begitu semraut karena setiap orang maen serobot untuk keluar dari parkiran, mungkin mumpung hujan lagi reda kali ya…dan aku pun berpisah dengan kang Miftah dan teman-teman yang lain karena letak parkir motorku agak jauh, tiba diparkiran aku segera memakai helm dan menyalakan mesin…tapi ada yg tak biasa dengan motorku…beberapa kali aku menyelah tapi mesin tak kunjung hidup, bahkan aku sempat membuka cup busi untuk memastikan perapiannya..namun tetap gak bisa, aku terdiam sesaat, tiba-tiba lewat di depanku teh Winda dan teh Rhepi, mereka sempat keheranan melihatku terdiam, tapi aku bilang duluan aja, teman-teman dah menunggu di depan.

Aku berusaha tenang menghadapi semuanya, tiba-tiba tak jauh dari motorku terjadi sebuah musibah, sebuah dahan pohon cukup besar jatuh menimpa motor yang ada di bawahnya, untung saja tak ada orang dibawahnya, dan nampaknya juga tidak terlalu menimpa motor karena masih ada sedikit ruang. Aku beristighfar dan teringat doa yang diajarkan ustadz lani tadi pagi , yaitu ayat terakhir dari surat at-taubah, aku membacanya berulang-ulang”hasbiyallohu lailaaha illa huu alaihi tawakkaltu wahuwa robbul arsyil azhiim” akhirnya aku putuskan untuk segera keluar dari parkiran, motorpun aku dorong tapi tetap dinaiki.

mendekati pemeriksaan STNK aku coba selah motorku dan Alhamdulillah nyala juga mesinnya, aku terus mainkan gasnya agar stabil, akhirnya akupun keluar juga dari parkiran, beberapa menit berlalu HPku bordering, kuangkat ternyata dari teh bonit, “kang sae posisi dimana,nanti bareng dengan kang Miftah dan yang lainnya ya”katanya. Oke teh bilang aja agar mereka menunggu di dekat pintu utama”kataku.

Di sebrang pintu utama ragunan aku lihat kang Miftah dan kang iqbal serta Albi sudah menunggu, mereka berboncengan, dan didepannya ada teh Winda dan Teh Rhepi, aku segera memimpin rombongan dan memacu kendaraanku 20-40 km/jam dengan berjalan di jalur kiri, maklumlah karena aku yang tau rumahnya kang opik. Kami berjalan beriringan, sebelum akhirnya di lampu merah ragunan aku hanya melihat teh Winda dan Teh Rhepi saja di belakangku, sedang kang Miftah entah kemana….

Lepas dari lampu merah aku segera memberi lampu sent ke kiri dan menghentikan motorku dan teh winda mengikuti, naluri Riderku terpanggil aku khawatir kang Miftah salah belok, tapi ternyata dugaanku salah,,kang Miftah kan orang depok, dia cukup menguasai jalanan.. 

setelah beberapa menit menunggu tak kunjung tampak, aku mengajak Teh winda untuk melanjutkan perjalanan…aku memacu motorku agak cepat untuk menyetabilkan mesin, tapi ternyata teh winda tak bisa mengimbangi, sehingga di saat aku akan belok kanan kearah pejaten Village dia tidak melihatku, sehingga ia lurus saja..lagi-lagi naluri Riderku terpanggil, maklumlah gini-gini juga aku sudah beberapa kali memimpin rombongan touring keluar kota,he,he (songong.com)…

aku segera mengejar motor teh winda yang sudah agak jauh, ketika mendekatinya aku segera memberi klakson dan menyalakan lampu sent kanan agar dia mengikutiku berputar arah..akhirnya kami mengambil jalan Fatahilah dan tembuh dirumah sakit Siaga, dan sampailah dirumah kang Opik.

Sesampainya dirumah kang Opik, aku hanya mendapati kang Opik yang sedang beres-beres dan juga kang Mubarok yang sudah sarungan,he,he aya-aya wae…setelah ku Tanya ternyata rombongan akhwatnya belum tiba, aku dan kang Opik segera melaksanakan shalat ashar di masjid darun naim. Usai shalat ashar ternyata kang miftah dan kang iqbal sudah tiba dan juga para akhwatpun sudah tiba..dan juga teh fatonah sudah menghidangkan teh panas yang mantap..acara kami awali dengan sesi pemotretan,he,he…dokumentasi maksudnya, karena spanduk yang ditunggu-tunggu baru datang. Berbagai pose saya ambil sebisa mungkin, lumayan dapat beberapa jempretan untuk mengabadikan moment2 indah itu..

Usai sesi foto-foto teh Bonit Izin untuk pulang duluan karena ada urusan lain…ya gak ikut sesi perkenalan dech…kemudian agenda kami lanjutkan dengan makan siang sesi 2(lebih tepatnya makan sore)..usai makan barulah kita buka secara resmi…acara dipandu oleh Host kondang dari Demak…dialah kang Mubarok,he,he..kemudian sambutan dari teh Rhepi denga sesuatu bangetnya…kemudian cerita dari kang miftah tentang aku, dia dan kita semua…diiringi alunan gitar menjelang maghrib….

Adzan maghribpun berkumandang kami jeda sesaat untuk sholat maghrib berjanji melanjutkan seusai shalat magrib dengan sesi perkenalan, tukar kado dan pengumuman pemenang RUMI AWARD.

Inilah sesi yang ditunggu-tunggu, sesi perkenalan, beberapa orang sudah saling kenal lewat kopdar part 1 tapi banyak juga yang belum, termasuk aku sebagai pendatang baru, perkenalan dimulai dari kang Iqbal dari purwokerto yang kalem dan unik, kemudian teh Fatonah yang menyampaikannya dengan singkat,jelas dan padat, teh lala, teh harumi, teh lies, teh Nada, kang Miftah, kang sae dan kang Mubarok, teh winda dan teh Rhepi tak ikut sesi ini karena izin pulang duluan, juga kang Opik yang lagi keluar. Semuanya saling bertanya dan bercerita tentang pribadi masing-masing,,,,luar biasa semakin erat ikatan ukhuwah kita ketika sudah saling mengenal pribadi masing-masing…

Sesi terakhir adalah pengumuman RUMI AWARD, walaupun banyak pemenag yang tak hadir tapi, beberapa orang yang hadir cukup mewakili kemeriahan malam itu, ada kang Iqbal sebagai pemenang katagori Ter-Gokil, teh Rumi katagori Ter-Polos dan Teh Lies pemenang katagori Ter- pemalu, dan acarapun ditutup denga do’a yang diamanahkan kepadaku, semua berdo’a dengan khusu dan merendahkan diri dihadapan Alloh.
Berakhirlah sudah KOPDAR RMer part 2 menyisakan segudang kisah indah dalam bingkai ukhuwah…


Jazakumulloh khoiron katsiron atas ukhuwah yang terjalin…
Semoga kita selalu berhimpun dalam taat kepada-Nya
Dalam cinta kepada-Nya dalam dakwah dijalan-Nya
Sungguh terlalu banyak kata yang tak mampu terucap, hanya do’a dan syukur kepada-Nya


Ini bukan cerita hanya goresan insan yang coba memaknai kehidupan

4 komentar:

  1. saya senyum bacanya , gaya ceritnaya lucu kang ..^_^, semoga ukhuwahnya terus trjaga dilain waktu dan lain kesempatan semoga Allah mempertemukan ..:)

    BalasHapus
  2. alhamdulillah jazakillah ukhti lis, atas komennya. alhamdullllah kalo membuat tersenyum berarti saya kecipratan pahalanya,"tabassumuka fi wajhi akhika shadaqoh", tapi jangan senyum-senyum sendiri ya...Bahaya,ckckck.salam ukhuwah..

    BalasHapus
  3. Mantap Kang Sae.... Cuma Rada Kurang Sering Diliatin Kayanya Nih Blog... He... He... He... Tambahin Lagi Dong Postingnya....

    BalasHapus
  4. siap bang amar ane harus banyak belajar dari antum

    BalasHapus